Rabu, 23 Maret 2016

Laporan Harian

Administrasi dalam proyek sangat penting sebagai laporan dari seluruh aktifitas pada proyek tersebut. setiap SOP proyek masing masing berbeda dalam format. saya bermaksud untuk memberikan salah satu contoh administrasi laporan harian sebagai berikut


<iframe src="https://docs.google.com/viewer?srcid=0B4AgvTSXK0iWM2lzVm1YNnJLanc&pid=explorer&chrome=false&embedded=true" width="600" height="2500"></iframe>

<iframe src="https://docs.google.com/viewer?srcid=0B4AgvTSXK0iWbExpOHE1dkJTRUE&pid=explorer&chrome=false&embedded=true" width="600" height="2500"></iframe>


Minggu, 20 Maret 2016

Pemasangan bata merah


Pemasangan Dinding Bata Merah

Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan batu kali dan pengecoran beton ( foot plate, sloof, kolom, balok, pelat lantai selesai. Pemasangan batu bata harus mengikuti peraturan atau tahapan yang lazim dilakukan serta dibantu dengan pemasangan profil dan penarikan benang agar diproleh hasil pasangan yang baik, semua pasangan bata harus lurus, rata horizontal maupun vertikal, setiap pasangan bata seluas 9 m2 harus diberikan kolom praktis dan pada tumpuan bentang lebih dari 1 m’ diberi balok latei demikian pula halnya dengan pertemuan antara pasangan atau pada dinding yang berdiri bebas. Spesi yang digunakan untuk pasangan batu bata adalah 1pc : 5ps, untuk pasangan rollag dan ruang kedap airadalah 1pc : 2ps.

Tatacara Pemasangan Dinding Bata Merah    
Praktik lapangan








 

Pekerjaan pemasangan Batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan tebal ½  dan 1 batu pada seluruh detail yang disebutkan/ ditujukan pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Direksi/konsultan pengawas.

Semua pasanagan tembok dibuat tebal kurang lebih 14 cm. Pekerjaan dinding harus dipatok (diukur) dan dibangun sesuai dengan ukuaran, ketebalan dan ketinggian yang tercantum dalam gambar-gambar.

Batu bata pc atau batu cetak dipasang dengan loncatan ½ bata untuk tembok. Siar- siar tebal 10 mm dan merata padat.

Tiap tahap pemasanan dinding tidak boleh dilaksakan lebih dari ketinggian 1 m.  
Untuk dinding semen raam/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 5 Pasir, dipasang pada dinding dari atas permukaan sloop atau balok beton sampai minimum 20 cm diatas permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi 200 cm diatas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, Km/Wc) serta pasangan batu bata permukaan tanah.

Setelah bata terpasangan dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm untuk    menjamin   plesteran ke dinding dengan baik dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah  kering permukaan bata disiram air.

Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksium 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan koor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 2 BT yang luasnya maksiamal 12 m5 harus ditambahgkan kolom dan balok penguat praktis dengan ukuran 13 x 13 cm, dari tulangan poko 4 (empat) buah, diameter minimum 10 mm, ring diameter 8 mm jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 meter. Serta diatas kusen pintu dan jendela dipasang balok praktis dengan ukuran yang sama.

Bagian pemasangan Batu bata yang berhubungan dengan setiap pekerjaan harus dibuat steck besi beton 4 – 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasnagan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan oleh Direksi/konsultan Pengawas

Pasangan dinding Batu bata tebal 2 BT harus menghasilkan dinding finish 14 cm setelah diplester (lenkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanan pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata

Pasangan Batu bata raam bawah permukaan tanah/lantai harus diberapen dengan adukan 1PC : 3Ps.

Pasangan dapat diterima /diserahkan apabila deviasi bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 m5 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/plester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diijinkan minimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).    

Batu bata I bata merah yang digunakan ukuran nominal 5 x 12 x 22 cm, harus siku, sama ukuran dan sama warnanya. sumber(http://metodebangunan.blogspot.co.id/2015/03/tatacara-pemasangan-dinding-bata-merah.html)

Jumat, 18 Maret 2016

Hambaro Penahan tanah

Ilustrasi pekerjaan Hambaro Penahan tanah, dengan maksud agar tanah pada saat pekerjaan basement tidak mengalami longsor, hambar disini dengan menggunakan material bambu



Pemasangan Angkur TC

Dibawah ini beberapa ulasan mengenai pemasangan angkur TC
Menentukan TC yang akan digunakan, dari mana alat tersebut akan diadakan, apakah mau sewa atau beli untuk mendapatkan harga termurah sekaligus kualitas terbaik. dari evaluasi tersebut maka dapat diputuskan tipe alat apa yang akan dipakai. Desain Pondasi TC, Berdasarkan data-data yang tersedia entah itu brosur TC serta informasi lain, dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan untuk menentukan seperti apa pondasi yang kuat dan murah. hasilnya berupa bentuk dan ukuran pondasi, jenis dan jumlah besi yang digunakan dan tipe beton K berapa yang mau dipakai. Gambar Pondasi dan perletakan TC, dilanjutkan dengan pembuatan shop drawing tower crane yang berfungsi untuk proses perizinan sekaligus pedoman pelaksanaan dilapangan. Pengukuran Posisi TC dilapangan, menentukan dimana titik lokasi pondasi TC akan dibuat. Galian Tanah, dilanjutkan dengan menggali tanah sebagai tempat dimana berdirinya pondasi. Bekisting pondasi, berfungsi sebagai batas cor sekaligus alat cetak pondasi brton bertulang. Pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai penahan gaya tarik,tekan dan geser bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat. Pasang angkur TC, bisa dibilang sebagai sepatunya tower crane, dimana alat berat ini berpijak. Cor pondasi TC, selanjutnya dapat dilakukan pengecoran menggunakan tipe beton sesuai rencana

...sumber: http://www.ilmusipil.com/urutan-pekerjaan-pemasangan-tower-crane .

Desain pondasi tower crane

Hal ini berdasarkan berbagai data yang disediakan informasi yang didapatkan seputar tower crane. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pedoman perencanaan, guna penentuan pondasi yang murha tapi tetap kuat. Dengan  begitu dihasilkan ukuran dan bentuk pondasi, jumlah dan jenis besi yang diterapkan, serta jumlah tipe beton K  yang akan digunakan.

Gambar pondasi dan posisi tower crane

Selanjutnya dibuat shop drawing tower crane yang fungsinya guna memproses perizinan dan juga pedoman dalam pelaksanaannya di lapangan.
Pengukuran posisi tower crane di lapangan. Cara ini dilakukan guna penentuan titik lokasi pondasi tower crane yang akan dibangun.

Penggalian tanah

Proses selanjtnya adalah dengan menggali tanah, yang digunakan untuk tempat lokasi berdirinya pondasi.

Bekisting pondasi tower crane

Fungsinya adalah untuk batas cor dan juga sebagai alat cetak dari pondasi beton bertulang.

Pemasangan besi tulangan

Penempatan besi tujuannya sebagai penahan dari gaya tarik dan dipadukan dengan beton, supaya kondisi pondasi akan lebih kuat.

Pasang angkur tower crane

Bisa dikatakan proses ini adalah tahapan yang berfungsi untuk membuat sepatu dari tower crane. Karena difungsikan sebagai kawasan berpijak dari alat berat tersebut.

Cor pondasi tower crane

Tahapan seterusnya adalah dengan  melakukan pengecoran memakai tipe beton yang disesuaikan dengan perencanaan.






Menentukan TC yang akan digunakan, dari mana alat tersebut akan diadakan, apakah mau sewa atau beli untuk mendapatkan harga termurah sekaligus kualitas terbaik. dari evaluasi tersebut maka dapat diputuskan tipe alat apa yang akan dipakai. Desain Pondasi TC, Berdasarkan data-data yang tersedia entah itu brosur TC serta informasi lain, dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan untuk menentukan seperti apa pondasi yang kuat dan murah. hasilnya berupa bentuk dan ukuran pondasi, jenis dan jumlah besi yang digunakan dan tipe beton K berapa yang mau dipakai. Gambar Pondasi dan perletakan TC, dilanjutkan dengan pembuatan shop drawing tower crane yang berfungsi untuk proses perizinan sekaligus pedoman pelaksanaan dilapangan. Pengukuran Posisi TC dilapangan, menentukan dimana titik lokasi pondasi TC akan dibuat. Galian Tanah, dilanjutkan dengan menggali tanah sebagai tempat dimana berdirinya pondasi. Bekisting pondasi, berfungsi sebagai batas cor sekaligus alat cetak pondasi brton bertulang. Pembesian / pemasangan besi tulangan, besi berfungsi sebagai penahan gaya tarik,tekan dan geser bekerjasama dengan beton agar pondasi kuat. Pasang angkur TC, bisa dibilang sebagai sepatunya tower crane, dimana alat berat ini berpijak. Cor pondasi TC, selanjutnya dapat dilakukan pengecoran menggunakan tipe beton sesuai rencana

...sumber: http://www.ilmusipil.com/urutan-pekerjaan-pemasangan-tower-crane .

Pekerjaan Pile cap

Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap, yaitu :
1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap yang diinginkan.
2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah direncanakan.
3. Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.
Metode Pelaksanaan Pembuatan Pile Cap :
1. Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk daerah stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.
2. Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan debu.
3. Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement. Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru.
4. Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk pelat basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang dicampur dengan waterproofing intergral